HIKMAH KE 64 ADAB KEPADA GURU
KEBODOHAN : Salah Masih Merasa Benar
من
جهل المريد أن يسيء الأدب فتؤخر العقوبة عنه فيقول : لو كان هذا سوء أدب لقطع
الإمداد وأوجب الإبعاد . فقد يقطع المدد عنه من حيث لا يشعر ولو لم يكن إلا منع
المزيد . وقد يقام مقام البعد وهو لا يدري . ولو لم يكن إلا أن يخليك وما تريد
“Termasuk kebodohan seorang
murid adalah jika ia berbuat su’ul adab (salah),lalu tidak langsung
dihukum sehingga ia berkata: Andai kata
ini termasuk su’ul adab (salah) maka pasti bantuan Allah akan terputus dan
pasti sudah jauh. Kadang kadang bantuan Allah itu terputus, tapi tidak dirasakan oleh si murid, meskipun hanya
berupa tidak adanya tambahan yang baru (tidak ada kemajuan).”
PENGERTIAN MURID
Murid menurut ulama suluk adalah orang yang menempuh perjalanan
untuk membersihkan dan mensucikan diri dari kotoran-kotoran dan
penyakit-penyakit dengan meminta arahan pada orang alim yang bersih hatinya dan
bagus perilakunya.
Namun kata murid dalam hikmah ini hendaklah dipahami secara lebih
luas. Sebab murid yang dikehendaki Ibnu ‘Athoillah adalah semua orang yang
ingin mendekatkan diri pada Allah SWT
dengan istiqomah memperbaiki keadaan dirinya dan perilakunya.
Guru adalah orang yang membimbing murid untuk menjalani suatu jalan
menuju keridhoan allah
Berguru ini merupakan suatu kewajiban karena
من لا شيخ له فشيخه الشيطان
Jika ada orang mengatakan saya tidak mau berguru. Maunya membaca shalawat saja. Yang mengajarkan
sholawat siapa? Pasti guru. Sholawat ini jumlahnya banyak. Sholawat mana yang
pas? Berapa jumlahnya? Sehingga pas buat kita? Kita tidak akan tahu kecuali
melalui guru?
ADAB KEPADA GURU
١. اعتقاد انه على الحق
Keyakinan dalam hati seorang murid bahwa guru kita adalah di jalan
yang benar. Ajarannya benar.
Kalau kita ragu ragu ajaran guru ini tidak benar maka tidak usah
berguru. Orang yang kita jadikan guru itu adalah dijalan yang benar.
Makanya sebelum kita belajar, maka kita harus mengetahui silsilah
guru kita. Kalau dari keturunan orang yang sholeh maka guru kita bukan hanya
punya nasab tapi hasab.
Yang kedua, kita harus mengetahui dimana guru kita belajar. Siapa
guru gurunya.
dulu sahabat anshar sebelum masuk islam mereka meneliti para
sahabat dan rasulullah baru setelah itu mereka masuk islam.
٢. اعتقاد ان من اهل
الإرشاد و التربية
Kita menyakiti bahwa guru bisa membimbing kita kepada jalan yang
benar dan kecintaan Allah.
Tidak semua orang yang berilmu itu bisa membimbing. Tidak semua
nabi menjadi rasul.
٣. عدم الاعتراض عليه
Tidak menyangkal atas guru itu. Kenapa guru begini. Karena kita
sudah menyakini guru kita ini benar maka tidak boleh menyangkal.
في
الظاهر
٤. دوام حضور مجلسه
٥. تقديمه على نفسه
٦. ان لا يرفع صوته فوق
صوته
Adab murid kepada guru ini adalah untuk kesuksesan murid. Bukan
untuk kesuksesan guru.
Karena guru itu menginginkan murid itu beruntung dunia akhirat,
melebihi keinginan orang tuanya.
Keinginan guru itu cuma satu yaitu bagaimana muridnya itu menjadi
orang baik, bahagia dunia akhirat. Maka dari itu seorang murid wajib beradab
kepada gurunya melebihi adab kepada orangtuanya. Karena kehendak baik guru
melebihi kehendak orangtua dalam kebaikan anaknya sendiri.
٧. و الدعاء له
Mendoakan gurunya.
Mendoakan guru itu sebelum Allah memberikan itu kepada guru, Allah
terlebih dahulu memberikan kepada murid tersebut.
Misalnya seorang murid mendoakan gurunya agar murah rezeki, maka ia
dulu yang dimurahkan rezekinya oleh Allah swt.
٨. وحفظ حرماته
Menjaga kehormatan gurunya.
وقال
بعض السلف : إلزم الأدب ظاهراً وباطناً ، فما أساء أحد الأدب في الظاهر ، إلا
عُوقبَ ظاهرا ً، وما أساء أحدٌ الأدب باطناً إلا عوقب باطناً.
Lazimi adab dhohir dan bathin. Kalau tidak beradab kepada zhohir
maka dihukum zhohirnya. Kalau tidak beradab bathin maka di hukum secara bathin.
] وقال
أبو عثمان : إذا صحَّت المحبة ، تأكدت على المحب ملازمة الأدب
لكل
شيء آداب
وقال
ذوالنون المصرى: إذا خرج المريد عن استعمال الأدب فإنه يرجع من حيث جاء.
التصوف
كله أدب ، لكل وقت أدب، ولكل حال أدب، ولكل مقام أدب ، فمن لازم الأدب بلغ مبلغ
الرجال ، ومن حرم الأدب فهو بعيد من حيث يظن القرب ، مردود من حيث يرجو الوصول
.
Tasawwuf adalah semuanya adab,setiap waktu adab,setuap keadaan
adalah adab&untuk setiap kedudukan adalah adab
Maka siapa orang yang melazimi adab,dia akan sampai pada kedudukan
orang-orang pilihan-Nya
Dan siapa orang yang diharamkan atasnya adab,maka dia hakekatnya
jauh dari-Nya sekiranya dia menyangka dekat
Tertolak sekiranya dia mengharapkan sampai tersambung disisiNya
قال
ذو النُّون المصري رحمه الله :
إذا
خرج المريد عن استعمال الأدب فإنه يرجع من حيث جاء
Berkata Dzun-Nuun Al-Misrii Ra;Jika seorang murid yang menginginkan
sampai kepadaNya,keluar dari pem-praktek-kan adab maka sesungguhnya dia telah
kembali dari sekiranya dia datang,dia memulai(tidak akan bertambah sedikit-pun
disisiNya)
قال
الحكماء :
- من
لم يتأدب لوقت فوقته مقت .
- من
حبسه النسب أطلقه الأدب اي من لم يكن من آل البيت منسوبا
فأدبه يكفيه لرفعت مقامه عند الله وعند خلقه
- من
قل أدبه كثر شغبه
Berkata para ahli hikmah
Siapa orang yang tidak ber-adab pada satu waktu,maka hakekatnya
waktunya adalah kemurka-an
Siapa orang yang bukan bernasab kepada Nabi Saw,maka dengan adab
kedudukan-nya akan terangkat disisiNya&disisi makhlukNya
Siapa orang yang sedikit adabnya,niscaya akan banyak
fitnah&pertikain-nya
Komentar
Posting Komentar