HIKAM 11 عمل السر على عمل الجهر بسبعين ضعفا

 HIKMAH KE 11

Kuburlah Eksistensimu!

 

اِدْفِنْ وُجُودَكَ فيِ أَرْضِ الْخُمُولِ، فَمَا نَـبَتَ مِمَّالَمْ يُدْفَنْ لاَ يَــتِمُّ نَـتَاءِجُهُ

"Kuburlah wujudmu (eksistensimu) di dalam bumi kerendahan (ketiadaan); maka segala yang tumbuh namun tidak ditanam (dengan baik) tidak akan sempurna buahnya

 

Sembunyikanlah amal ibadah engkau, dengan tidak menampakkan amal tersebut, dan tidak engkau ceritakan atas yang telah engkau amalkan. Karena amal yang engkau sembunyikan itu lebih selamat dan sempurna.

Hikmah ke 11 ini masih ada hubungan dengan hikmah ke 10, yaitu tentang ikhlas. Ruh amal adalah ikhlas.

Bagaimana cara agar ikhlas yaitu dengan cara menyembunyikannya.

ورد أن فضل « عمل السر على عمل الجهر بسبعين ضعفا

Rasulullah SAW bersabda:

إن الرجل ليعمل عملا سرا فيكتبه الله عنده سرا، فلا يزال به الشيطان حتى يتكلم به، فيمحى من السر، ويكتب علانية، فإن عاد فتكلم الثانية محي من السر والعلانية، وكتب رياء‏.‏

Artinya: Sesungguhnya seseorang beramal dengan amalan rahasia, maka Allâh pun mencatatnya sebagai amal rahasia, maka setan mengganggunya hingga ia bercerita mengenai amalnya, maka dihapus lah catatan amal rahasianya dan dicatat (lagi) sebagai amal terang-terangan, jika ia berkata lagi mengenai amalnya maka dihapus lah catatan amal rahasia dan terang-terangan dan ditulislah sebagai riya". (HR Ad-Dailami dari Abu Darda')

Ibadah sembunyi itu lebih utama 70 kali lipat. Maka dari itu setan menggoda manusia agar manusia membuka amaliyah amaliyahnya. Maka akhirnya kita sebutkan, ceritakan amaliyah itu, maka di tulislah amaliyah itu menjadi amalan dzohir, maka di hapuslah lipatan pahala 70 x lipat itu.

 

Kemudian setelah itu setan menggoda lagi untuk kali kedua, dan kita ceritakan  kembali dan kita senang di puji atas amal tersebut, maka di hapus dari amal dzohir dan menjadi amal riya.

jadi 10 kemudian jadi riya karena diceritakan dengan bangga pujian.

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Begitu juga ibadah yang lain. Sholat sunnah di masjid bagus tapi kalau di lakukan di rumah lebih baik.

Sesungguhnya orang yang menunjukkan kepada kebaikan itu, (pahalanya) seperti orang yang mengerjakannya.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang memulai mengerjakan perbuatan baik dalam Islam (sehingga menjadi kebiasaan ummat), maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memulai kebiasaan buruk (sehingga menjadi kebiasaan ummat), maka dia akan mendapatkan dosanya, dan dosa orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR Bukhari Muslim dari Jarir ra).

Kita bershodaqoh 100.000 kemudian yang lain mengikutinya maka ini juga baik yang penting selamat dari 2 hal yaitu dari riya dan menyakitkan  orang yang di beri (Al adzaa)

 

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

وقد يمدح الإظهار فيما يتعذر الإسرار فيه كالغزو والحج والجمعة والجماعة، فإظهار المبادرة إليه وإظهار الرغبة فيه للتحريض بشرط أن لا يكون فيه شائبة رياء. والحاصل أنه متى خلص العمل من تلك الشوائب ولم يكن في إظهاره إيذاء لأحد، فإن كان فيه حمل للناس على الاقتداء والتأسي به فالإظهار أفضل لأنه مقام الأنبياء ووراثهم، ولا يخصون إلا بالأكمل، ولأن نفعه متعدد، ولقوله صلى الله عليه وسلم من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة. وإن اختل شرط من ذلك فالإسرار أفضل.

أما التسابق على فعل الطاعات فقد حثنا الله عز وجل عليه فقال: فاستبقوا الخيرات {البقرة: 148} وقال: وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموات والأرض أعدت للمتقين {آل عمران: 133}

وقد كان ذلك من هدي السلف الصالح

Pada amal zhahir tersebut di atas maka harus bersegera dan menampakkan kegemaran pada hal tersebut seperti juga menuntut ilmu dengan syarat tidak ada riya.

الامام ابو بكر الواسطي قال اذا اراد الرجل ان يعمل عملا و خاف من نفسه الرياء فان امكنه ان يخرج الرياء من قلبه فينبغي ان يجتهد في ذلك و ان لم يمكنه فينبغي ان يعمل   و لا يترك العمل لأجل الريا ثم يستغفر الله من ذلك فلعله الله ان يوفق الله الإخلاص فى عمل أخر او عمل بعده

Seperti haji, menuntut ilmu dan membangun masjid, di hatinya ada ke khawatiran ada riya, maka berusaha bersungguh sungguh membuang riya tersebut dan terus beramal, kalau riyanya tidak mau hilang maka beramal seriya2 nya, kemudian minta ampun kepada Allah, siapa tahu Allah akan memberikan ikhlas pada amal yang berikutnya [ini untuk orang yang beramal riya]

Ulama berkata:  orang riya dan orang yang suka di puji itu ada kebaikannya. Sebab orang riya itu terbangun masjid yang indah, terbangun pesantren dan jembatan, dan terbagi beras untuk fakir miskin.

Dalam kitab tanbihul ghofilin di jelaskan bahwa bisa jadi karena banyak orang yang berdoa di masjid yang dibangunnya, Allah menjadikan  orang riya tersebut menjadi ikhlas .

Jadi silahkan saja menyumbang riya..karena ada harapkan  di doakan  orang.

Tapi kalau bakhil siapa yang doakan  dia.

Jadi ini adalah senjata untuk melawan setan. Karena setan menggoda agar jangan beramal jika ada riya di dalamnya.

فإذا كان في الصدقة الاذاء فالسر أفضل من علانية

Kalau terang terang mengajak kepada kebaikan semisal shodaqoh kepada orang kaya agar mereka bersedekah maka itu tidak mengapa, tapi kalau mengajak kepada orang miskin maka jangan di ceritakan

Lebih selamat dan sempurna jika kita menyembunyikan amal baik ketika mengerjakan maupun setelah mengamalkan yaitu dengan menceritakan kepada orang lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIKAM 45 ZUHUD