Nilai-nilai Tasawuf
Tujuan Tasawuf
1. Pembinaan aspek moral. Aspek ini meliputi mewujudkan kestabilan jiwa yang berkeseimbangan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga manusia konsisten dan komitmen hanya kepada keluhuran moral.
2. Ma'rifatullah melalui penyingkapan langsung atau metode al-kasyaf al-hijab.
3. Membahas bagaimana sistem pengenalan dan pendekatan diri kepada Allah. Pengkajian garis hubungan antara Tuhan dengan makhluk, terutama hubungan manusia dengan Tuhan.
Nilai-nilai Tasawuf
nilai-nilai tasawuf yang harus dijalankan untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam rangka menyucikan jiwa, yaitu:
a. Al Taubat
taubat yang dimaksud oleh kalangan sufi adalah memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan disertai janji yang sungguh- sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut, yang disertai dengan melakukan amal kebajikan.
b. Al Zuhud
sikap zuhud diartikan sebagai sikap tidak terpengaruhnya hati kepada masalah keduniaan
c. Wara'
wara' adalah meninggalkan syubhat (sesuatu yang meragukan) dan meninggalkan sesuatu yang tidak berguna. Wara' merupakan suatu permulaan dari zuhud, sedangkan yang merupakan akhir dari keridhoaan itu adalah qana'ah.
d. Al Shabr
sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, tapi tenang ketika mendapat cobaan dan menampakkan sikap cukup walaupun sebenarnya berada dalam keadaan fakir dalam bidang ekonomi.
e. Taslim
Taslim adalah sikap mental dalam menghadapi ketetapan-ketetapan Allah baik bersifat hukum atau kodrat iradrat Allah. Taslim berkaitan dengan berserah diri patuh dan taat hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, secara lahir dan batin. Kewajiban seorang muslim untuk tunduk dan taslim secara sempurna serta tunduk kepada perintahnya.
f. Ikhlas
Ikhlas adalah terpeliharanya diri dari ketidak ikut campuran semua makhluk Maksudnya di dalam menjalankan amal ibadah apa saja disertai dengan niat yang ikhlas tanpa pamrih duniawi, baik pamrih yang bersifat moral maupun batin lebih-lebih pamrih dalam bentuk material.
g. At Tawakkal
Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Ia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
h. Syukur
Syukur ialah keadaan seseorang mempergunakan nikmat yang diberikan oleh Allah itu kepada kebajikan. Hakikat syukur adalah dengan cara mengingat kepada kebaikan yang diberikan orang yang berbuat baik dengan memujinya, dengan mengingat akan kebaikan Allah SWT.
i. Al Ridha
Al Ridha adalah menerima dengan lapang dada dan hati terbuka terhadap apa saja yang datang dari Allah, baik dalam menerima, serta melaksanakan ketentuan-ketentuan agama maupun yang berkenaan dengan masalah nasib dirinya
j. Mahabbah
arti mahabbah dalam jalan sufi adalah suatu usaha yang wajib untuk dikerjakan demi mencintai Allah SWT.
عن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «مَنْ أحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَاءهُ» فقلتُ: يا رسولَ اللهِ، أكَراهِيَةُ المَوتِ، فَكُلُّنَا نَكْرَهُ المَوتَ؟ قال: «لَيْسَ كَذَلِكَ، ولكِنَّ المُؤْمِنَ إذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ فَأَحَبَّ اللهُ لِقَاءهُ، وإنَّ الكَافِرَ إذَا بُشِّرَ بِعَذابِ اللهِ وَسَخَطهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ وكَرِهَ اللهُ لِقَاءهُ».
[صحيح] - [رواه مسلم
Dari ‘Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang rindu bertemu dengan Allah, Allah pun rindu bertemu dengannya. Namun siapa yang benci bertemu dengan Allah, Allah pun benci bertemu dengannya.” Maka aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah (yang dimaksud adalah) membenci kematian, karena setiap kita membenci kematian?” Beliau menjawab: “Bukan demikian. Namun seorang mukmin jika diberi kabar gembira dengan rahmat, ridha dan surga Allah, ia akan rindu bertemu dengan Allah, maka Allah pun rindu bertemu dengannya. Dan sungguh orang kafir jika diberi ‘kabar duka’ dengan azab dan murka Allah, ia akan benci bertemu dengan Allah dan Allah pun benci bertemu dengannya.”
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ
Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.
Komentar
Posting Komentar