MATN KITAB HIKAM

1.      Sikap Orang Arif Ketika Khilaf

مِنْ عَلَامَةِ الْإِعْتِمَادِ عَلَى الْعَمَلِ نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُوْدِ الزُّلَلِ 

Artinya: "Diantara tanda sikap mengandalkan amal ialah berkurangnya harap kepada Allah tatkala khilaf".

 

2.      Sikap Orang Arif Ketika Dianugerahi Kondisi Tajrid dan Isytighal

إِرَادَتُكَ التَّجْرِيْدَ مَعَ إِقَامَةِ اللهِ إِيَّاكَ فِى الْأَسْبَابِ مِنَ الشَّهْوَةِ اْلخَفِيَّةِ وَإِرَادَتُكَ الْأَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللهِ إِيَّاكَ فِى التَّجْرِيْدِ إِنْحِطَاطٌ عَنِ الْهِمَّةِ الْعَالِيَةِ

Artinya: Keinginanmu untuk lepas dari kesibukan urusan duniawi, padahal Allah telah menempatkanmu di sana, termasuk syahwat yang tersamar. Dan Keinginanmu untuk masuk ke dalam kesibukan urusan duniawi, padahal Allah telah melepaskanmu dari itu, sama saja dengan mundur dari tekad luhur"

 

3.      Orang Arif Tidak Mencampuri Urusan Allah

سَوَابِقُ الْهِمَمِ لَا تَخْرِقُ أَسْوَارَ اْلأَقْدَارِ 

Artinya: "Tekad yang kuat takkan mampu menembus dinding takdir"

 

4.      Urusan yang Telah Diatur Allah Tak Perlu Ikut Campur

أَرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيْرِ فَمَا قَامَ بِهِ غَيْرُكَ عَنْكَ لاَ تَقُمْ بِهِ لِنَفْسِكَ

Artinya : “Istirahatkan dirimu dari kesibukan mengurusi duniamu. Urusan yang telah diatur Allah tak perlu kau sibuk ikut campur.”

 

5.      Rezeki Sudah Diatur Allah Swt

إِجْتْهَادُكَ فِيْمَا ضُمِنَ لَكَ وَ تَقْصِيْرُكَ فِيْمَا طُلِبَ مِنْكَ دَلِيْلٌ عَلَى إِنْطِمَاسِ الْبَصِيْرَةِ مِنْكَ 

Artinya: “Kegigihanmu dalam mencari apa yang telah dijamin untukmu dan kekuranganmu dalam melaksanakan apa yang diminta darimu menjadi bukti butanya mata hatimu.”

 

6.      Ditundanya Pemberian Allah Jangan Melemahkan Semangatmu untuk Meminta

لاَ يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعَطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِى الدُّعَاءِ مُوْ جِبًا لِيَأْسِكَ فَهُوَ ضَمَنَ لَكَ الْإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَرُهُ لَكَ لاَ فِيْمَا تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَ فِى الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ الَّذِي تُرِيْدُ 

Artinya: “Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu pustus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kau inginkan.”

 

7.      Bila Janji Belum Kunjung Tiba, Jangan Biarkan Keraguan Itu Muncul

لاَ يُشَكِّكَنَّكَ فِي الْوَعْدِ عَدَمُ وُقُوْعِ اْلمَوْعُوْدِ وَإِنْ تَعَيَّنَ زَمَنُهُ لِئَلَّا يَكُوْنَ ذَلِكَ قَدْحًا فِى بَصِيْرَتِكَ وَإِخْمَادًا لِنُوْرِ سَرِيْرَتِكَ

Artinya: “Janji yang tak dipenuhi Tuhanmu pada waktunya jangan sampai membuatmu ragu, agar keraguan itu tidak menjadi perusak pandanganmu dan pemadam cahaya kalbumu.”

 

8.       Adab kepada Allah Swt

مَا الشَّأْنُ وُجُوْدُ الطَّلَبِ، إِنَّمَا الشَّأْنُ أَنْ تُرْزَقَ حُسْنَ الْأَدَبِ.

Artinya: “Bukanlah tujuan utama itu tercapainya suatu permohonan, akan tetapi tujuan yang utama adalah diberikannya engkau sebuah tata krama yang baik (terhadap Tuhanmu).”

 

9.      Makrifat Allah Tidak Ada kaitannya dengan Amalmu

إِذَا فَتَحَ لَكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّفِ فَلَا تبُاَلِ مَعَهَا إِنْ قَلَّ عَمَلُكَ فَإِنَّهُ مَا فَتَحَهَا لَكَ إِلَّا وَهُوَ يُرِيْدُ أَنْ يَتَعَرَّفَ إِلَيْكَ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ تَعَرُّفَ هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ وَاْلأَعْمَالَ أَنْتَ مُهْدِيْهَا إِلَيْهِ وَأَيْنَ مَا أَنْتَ مُهْدِيْهِ إِلَيْهِ مِمَّا هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ

Artinya: “Jika Tuhan membukakan pintu makrifat, jangan kau pertanyakan amalmu yang sedikit. Karena Dia tidak akan membukakan pintu makrifat, kecuali karena ingin memperkenalkan Diri-Nya kepadamu. Tahukah kau bahwa makrifat merupakan anugerah_nya untukmu, sedangkan amalmu adalah persembahan untuk-Nya. Tentu persembahanmu takkan sebanding dengan anugerah-Nya.”

 

10.  Ruh Amal Adalah Ikhlas

تَنَوَّعَتْ أَجْنَاسُ الْأَعْمَالِ لِتَنَوُّعِ وَإِرَدَاتِ اْلأَحْوَالِ

Artinya: “Jenis amal itu bermacam-macam karena asupan hati juga beragam.”

 

11.   Amal itu Seperti Jasad, Ikhlas Adalah Ruhnya

الَأَعْمَالُ صُوَرٌ قَائِمَةُ وَأَرْوَاحُهَا وُجُوْدُ سِرِّ اْلِإخْلَاصِ فِيْهَا

Artinya: “Amal itu seumpama jasad, sedangkan keikhlasan adalah ruhnya.”

 

12.   Kemasyhuran Sangat Membahayakan Seorang Murid

إِدْفِنْ وُجُوْدَكَ فِي أَرْضِ اْلخُمُوْلِ فَمَا نَبَتَ مِمَّا لَمْ يُدْفَنْ لَايَتِمُّ نِتَاجُهُ

Artinya: “Kuburlah dirimu di tanah kerendahan, karena sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur (ditanam) hasilnya kurang

 

13.   Manfaat Uzlah

مَانَفَعَ الْقَلْبَ شَيْئٌ مِثْلُ عُزْلَةٍ يَدْخُلُ بِهَا مَيْدَانَ فِكْرَةٍ

Artinya : “Tiada yang lebih berguna bagi hati selain uzlah. Dengan uzlah, hati memasuki lapangan tafakur.”

 

14.   Hati Tidak Mungkin Bersinar Manakala Keduniaan Menutupinya

كَيْفَ يُشْرِقُ قَلْبُ صُوَرِ اْلأَكْوَانِ مُنْطَبِعَةُ فِي مِرْآتِهِ؟ أَمْ كَيْفَ يَرْحَلُ إِلَى اللهِ وَهُوَ مُكَبَّلٌ بِشَهَوَاتِهِ؟ أَمْ كَيْفَ يَطْمَعُ أَنْ يَدْخُلَ حَضْرَةَ اللهِ وَهُوَ لَمْ يَتَطَهَّرْ مِنْ جِنَابَةِ غَفَلَاتِهِ؟ أَمْ كَيْفَ يَرْجُوْ أَنْ يَفْهَمَ دَقَائِقَ اْلأَسْرَارِ وَهُوَ لَمْ يَتُبْ مِنْ هَفَوَاتِهِ؟

Artinya: "Bagaimana mungkin kalbu akan bersinar, sedangkan bayang-bayang dunia masih terpampang di cerminnya? Bagaimana mungkin akan pergi menyongsong Ilahi, sedangkan ia masih terbelenggu nafsunya? Bagaimana mungkin akan bertamu ke hadirat-Nya, sedangkan ia belum bersuci dari kotoran kelalaiannya? Bagaimana mungkin diharapkan dapat menyingkap berbagai rahasia, sedangkan ia belum bertobat dari kekeliruannya?"

 

15.   Bodohnya Orang yang Ingin Mengubah Kehendak Allah

مَاتَرَكَ مِنَ اْلجَهْلِ شَيْئًا مَنْ أَرَادَ أَنْ يَحْدُثَ فِي اْلوَقْتِ غَيْرِ مَا أَظْهَرَهُ اللهُ فِيْهِ

Artinya: "Alangkah bodohnya orang yang menghendaki sesuatu terjadi pada waktu yang tidak dikehendaki-Nya."

 

16.   Menunda Amal Saleh Termasuk Sikap Bodoh

إِحَالَتُكَ اْلأَعْمَالَ عَلىَ وُجُوْدِ اْلفَرَاغِ مِنْ رُعُوْنَاتِ النَّفْسِ

Artinya: “Menunda amal karena menunggu waktu yang luang termasuk tanda kebodohan”

 

17.   Empat Sikap Perilaku Hamba saat Berhubungan dengan-Nya

طَلَبُكَ مِنْهُ اتِّهَامٌ لَهُ وَ طَلَبُكَ لَهُ غَيْبَةٌ عَنْهُ مِنْكَ وَ طَلَبُكَ لِغَيْرِهِ لِقِلَّةِ حَيَائِكَ مِنْهُ وَ طَلَبُكَ مِنْ غَيْرِهِ لِوُجُوْدِ بُعْدِكَ عَنْهُ

Artinya : Meminta kepada Allah berarti menuduh-Nya. Mencari Allah berarti menggibah-Nya. Mencari selain Allah pertanda tak punya malu kepada-Nya dan meminta kepada selain Allah pertanda jauh dari-Nya.

 

18.   Setiap hembusan nafas terdapat takdir Allah

مَا مِنْ نَفَسٍ تُبْدِيْهِ إِلَّا وَ لَهُ قَدَرٌ فِيْكَ يُمْضِيْهِ

Artinya : Pada setiap desahan napas yang kau hembuskan terdapat takdir Allah yang telah ditetapkan.

 

19.   Jangan Merasa Aneh dengan Kesuraman Hidup di Dunia

لَا تَسْتَغْرِبْ وُقُوْعَ الْأَكْدَارِ مَا دُمْتَ فِي هذِهِ الدَّارِ فَإِنَّهَا مَا أَبْرَزَتْ إِلَّا مَا هُوَ مُسْتَحِقُّ وَصْفِهَا وَ وَاجِبُ نَعْتِهَا.

Artinya : “Jangan merasa heran dengan banyaknya kekeruhan selama engkau berada di dunia. Sebab yang ia tampakkan hanyalah yang memang layak dan mesti menjadi sifatnya.”

 

20.   Tanda sukses

مِنْ عَلَامَاتِ النُّجْحِ فِي النِّهَايَاتِ الرُّجُوْعُ إِلَى اللهِ فِي الْبِدَايَاتِ.

Artinya : “Di antara tanda sukses di akhir perjalanan adalah kembali kepada Allah sejak permulaan.”

 

21.   Lebih baik mencari aib diri sendiri

تَشَوُّفُكَ إِلَى مَا بَطَنَ فِيْكَ مِنَ الْعُيُوْبِ خَيْرٌ مِنْ تَشَوُّفِكَ إِلَى مَا حُجِبَ عَنْكَ مِنَ الْغُيُوْبِ.

Artinya : “Kegigihanmu mengetahui perkara samar yang tersimpan di dalam dirimu dengan mengetahui kejelekan atau kekuranganmu itu lebih utama daripada kegigihanmu mengetahui perkara yang terhalangkan darimu dengan mengetahui perkara yang samar atau ghaib.

 

22.   Tanamkan sifat kehambaanmu

أُخْرُجْ مِنْ أَوْصَافِ بَشَرِيَّتِكَ عَنْ كُلِّ وَصْفٍ مُنَاقِضٍ لِعُبُوْدِيَّتِكَ لِتَكُوْنَ لِنِدَاءِ الْحَقِّ مُجِيْبًا وَ مِنْ حَضْرَتِهِ قَرِيْبًا.

Artinya: “Keluarlah dari sifat-sifat manusiawimu, yaitu dari semua sifat yang bertentangan dengan penghambaanmu, agar engkau dapat menyambut seruan Allah dan dekat dengan hadhirat-Nya.”

 

23.   Pangkal segala maksiat

أَصْلُ كُلِّ مَعْصِيَةٍ وَ غَفْلَةٍ وَ شَهْوَةٍ الرِّضَا عَنِ النَّفْسِ وَ أَصْلُ كُلِّ طَاعَةٍ وَ يَقَظَةٍ وَ عِفَّةٍ عَدَمُ الرِّضَا مِنْكَ عَنْهَا.

Artinya: “Pangkal segala maksiat, kelalaian dan syahwat adalah pengumbaran nafsu. Dan pangkal dari segala ketaatan, kewaspadaan, dan kebajikan adalah pengekangan nafsu.”

 

24.   Cara bersahabat

وَ لَأَنْ تَصْحَبَ جَاهِلًا لَا يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تَصْحَبَ عَالِمًا يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ. فَأَيُّ عِلْمٍ لِعَالِمٍ يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ وَ أَيُّ جَهْلٍ لِجَاهِلٍ لَا يَرْضَى عَنْ نَفْسِهِ.

Artinya: Bersahabat dengan orang bodoh yang tidak memperturutkan hawa-nafsunya itu lebih baik bagimu dari pada bersahabat dengan orang pandai yang memperturutkan hawa-nafsunya. Kepintaran apalagi yang dapat disandangkan pada orang yang pintar yang selalu memperturutkan hawa-nafsunya?. Dan kebodohan apalagi yang dapat disandangkan pada orang bodoh yang tidak memperturutkan hawa-nafsunya?

 

25.   Jangan berharap kepada selain Allah

لَا تَرْفَعَنَّ إِلَى غَيْرِهِ حَاجَةً هُوَ مُوْرِدُهَا عَلَيْكَ فَكَيْفَ يَرْفَعُ غَيْرَهُ مَا كَانَ هُوَ لَهُ وَاضِعًا مَنْ لَا يَسْتَطِيْعُ أَنْ يَرْفَعَ حَاجَةً عَنْ نَفْسِهِ فَكَيْفَ يْسْتَطِيْعُ أَنْ يَكُوْنَ لَهَا عَنْ غَيْرِهِ رَافِعًا.

Artinya: “Jangan memohon kepada selain-Nya. Dia-lah yang memenuhi hajatmu. Bagaimana sesuatu selain-Nya bisa mengubah sesuatu yang sudah ditetapkan-Nya. Bagaimana orang yang tak mampu membebaskan dirinya dari kebutuhan, dapat membebaskan kebutuhan orang lain?”

26.   Husnudzhan kepada Allah Swt

إِنْ لَمْ تُحْسِنْ ظَنَّكَ بِهِ لِأَجْلِ حُسْنِ وَصْفِهِ فَحَسِّنْ ظَنَّكَ بِهِ لِوُجُوْدِ مُعَامَلَتِهِ مَعَكَ.

Artinya: “Jika engkau tidak bisa berbaik-sangka kepada-Nya lantaran keindahan sifat-Nya, berbaik-sangkalah kepada-Nya lantaran karunia-Nya kepadamu.”

 

27.   ...

 

الْعَجَبُ كُلُّ الْعَجَبِ مِمَّنْ يَهْرَبُ مِمَّا لَا انْفِكَاكَ لَهُ عَنْهُ وَ يَطْلُبُ مَا لَا بَقَاءَ لَهُ مَعَهُ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ.

“Sungguh mengherankan, orang yang lari dari apa yang dia tidak bisa terlepas darinya. Dan malah mencari yang tidak kekal baginya: “Sesungguhnya mata kepala itu tidak buta”.”

 

 

لَا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَ لَا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ.

Artinya: “Jangan berteman dengan orang yang kondisinya tidak membangkitkan semangatmu dan perkataanya tidak mengantarmu kepada Allah.”

 

رُبَّمَا كُنْتَ مُسِيْئًا فَأَرَاكَ الْإِحْسَانَ مِنْكَ صُحْبَتُكَ مَنْ هُوَ أَسْوَأُ حَالًا مِنْكَ.

Artinya: “Bisa jadi engkau berbuat buruk, namun persahabatanmu dengan orang yang kondisinya lebih buruk menjadikanmu tampak baik.”

 

مَا قَلَّ عَمَلٌ بَرَزَ مِنْ قَلْبٍ زَاهِدٍ وَ لَا كَثُرَ عَمَلٌ بَرَزَ مِنْ قَلْبٍ رَاغِبٍ.

Artinya: “Tidak disebut sedikit ‘amal yang bersumber dari qalbu yang zuhud. Dan tidak dapat disebut banyak ‘amal yang bersumber dari qalbu yang tamak.”

 

حُسْنُ الْأَعْمَالِ نَتَائِجُ حُسْنِ الْأَحْوَالِ وَ حُسْنُ الْأَحْوَالِ مِنَ التَّحَقُّقِ فِيْ مَقَامَاتِ الْإِنْزَالِ.

Artinya: “‘Amal yang baik buah dari kondisi yang baik. Sementara kondisi spiritual yang baik bersumber dari kemampuannya menerima berbagai kedudukan atau tingkatan yang Dia berikan.”

 

لَا تَتْرُكِ الذِّكْرَ لِعَدَمِ حُضُوْرِكَ مَعَ اللهِ فِيْهِ. لِأَنَّ غَفْلَتَكَ عَنْ وُجُوْدِ ذِكْرِهِ أَشَدُّ مِنْ غَفْلَتِكَ فِيْ وُجُوْدِ ذِكْرِهِ فَعَسَى أَنْ يَرْفَعَكَ مِنْ ذِكْرٍ مَعَ وُجُوْدِ غَفْلَةٍ إِلَى ذِكْرٍ مَعَ وُجُوْدِ يَقَظَةٍ. وَ مِنْ ذِكْرٍ مَعَ وُجُوْدِ يَقْظَةٍ إِلَى ذِكْرٍ مَعَ وُجُوْدِ حُضُوْرٍ وَ مِنْ ذِكْرٍ مَعَ وُجُوْدِ حُضُوْرٍ إِلَى ذِكْرٍ مَعَ وُجُوْدِ غَيْبَةٍ عَمَّا سِوَى الْمَذْكُوْرِ وَ مَا ذلِكَ عَلَى اللهِ بِعَزِيْزٍ.

“Jangan meninggalkan dzikir lantaran tidak bisa berkonsentrasi kepada Allah ketika berdzikir. Karena kelalaianmu (terhadap Allah) ketika tidak berdzikir itu lebih buruk ketimbang kelalaianmu ketika berdzikir. Mudah-mudahan Allah berkenan mengangkatmu dari dzikir penuh kelalaian menuju dzikir penuh kesadaran. Dan dari dzikir penuh kesadaran menuju dzikir yang disemangati kehadiran-Nya. Dan dari dzikir yang disemangati kehadiran-Nya menuju dzikir yang meniadakan selain-Nya.”

 

مِنْ عَلَامَاتِ مَوْتِ الْقَلْبِ عَدَمُ الْحُزْنِ عَلَى مَا فَاتَكَ مِنَ الْمُوَافِقَاتِ. وَ تَرْكُ النَّدَمِ عَلَى مَا فَعَلْتَهُ مِنْ وُجُوْدِ الزَّلَّاتِ.

Artinya: “Di antara tanda matinya qalbu adalah tidak bersedih atas ketaatan yang terlewat. Dan tidak menyesal atas dosa yang diperbuat.”

 

لَا تُفَرِّحْكَ الطَّاعَةُ لِأَنَّهَا بَرَزَتْ مِنْكَ وَ افْرَحْ بِهَا لِأَنَّهَا بَرَزَتْ مِنَ اللهِ إِلَيْكَ.

Artinya: “Janganlah engkau digembirakan dengan taat lantaran engkau mampu melaksanakannya. Namun bergembiralah dengannya lantaran ia bisa dilakukan karena karunia Allah kepadamu.”

 

أَنْتَ حُرٌّ مِمَّا أَنْتَ عَنْهُ آيِسٌ وَ عَبْدٌ لِمَا أَنْتَ لَهُ طَامِعٌ.

Artinya: “Engkau merdeka dari sesuatu yang tidak kau inginkan. Dan menjadi budak dari sesuatu yang kau harapkan.”

 

 

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النِّعَمَ فَقَدْ تَعَرَّضَ لِزَوَالِهَا وَ مَنْ شَكَرَهَا فَقَدْ قَيَّدَهَا بِعِقَالِهَا.

Artinya: “Siapa yang tidak mensyukuri ni‘mat, berarti sengaja membiarkan hilangnya ni‘mat tersebut. Sementara siapa yang mensyukurinya, berarti mengikatnya dengan erat.”

 

خَفْ مِنْ وُجُوْدِ إِحْسَانِهِ إِلَيْكَ وَ دَوَامِ إِسَاءَتِكَ مَعَهُ أَنْ يَكُوْنَ ذلِكَ اسْتِدْرَاجًا لَكَ.

 

Artinya: “Takutlah bila kebaikan Allah selalu kau raih meskipun engkau terus berbuat maksiat kepada-Nya, bisa jadi, lambat-laun akan menghancurkanmu.”

 

إِنَّمَا جَعَلَ الدَّارَ الْآخِرَةَ مَحَلًّا لِجَزَاءِ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِأَنَّ هذِهِ الدَّارَ لَا تَسَعَ مَا يُرِيْدُ أَنْ يُعْطِيَهُمْ.

Artinya: “Dia menjadikan negeri akhirat sebagai tempat memberi balasan kepada para hamba-Nya yang beriman, karena negeri (dunia) ini tidak bisa menampung apa yang hendak Dia berikan kepada mereka.”

 

مَنْ وَجَدَ ثَمَرَةَ عَمَلِهِ عَاجِلًا فَهُوَ دَلِيْلٌ عَلَى وُجُوْدِ الْقَبُوْلِ آجِلًا.

Artinya: “Siapa yang merasakan buah ‘amalnya di dunia maka itulah bahwa di akhirat ‘amalnya diterima.”

 

إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْرِفَ قَدْرَكَ عِنْدَهُ فَانْظُرْ فِيْ مَاذَا يُقِيْمُكَ.

Artinya: “Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi-Nya, maka perhatikanlah di mana Dia menempatkanmu.”

 

 

مَتَى رَزَقَكَ الطَّاعَةَ وَ الْغِنَى بِهِ عَنْهَا فَاعْلَمْ أَنَّهُ قَدْ أَسْبَغَ عَلَيْكَ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَ بَاطِنَةً.

Artinya: “Ketika Allah menganugerahimu ketaatan dan engkau merasa cukup dengannya, berarti Dia telah mencurahkan ni‘mat-Nya, lahir dan bāthin.”

 

خَيْرُ مَا تَطْلُبُهُ مِنْهُ مَا هُوَ طَالِبُهُ مِنْكَ.

Artinya: “Sebaik-baik yang kau minta kepada-Nya adalah apa yang Dia tuntut darimu.”

 

الْحُزْنُ عَلَى فُقْدَانِ الطَّاعَةِ مَعَ عَدَمِ النُّهُوْضِ إِلَيْهَا مِنْ عَلَامَاتِ الْاِغْتِرَارِ.

Artinya: “Sedih lantaran kehilangan kesempatan berbuat ketaatan tanpa disertai upaya untuk bangkit mengerjakannya merupakan salah satu tanda ketertipuan.”

 

مَطْلَبُ الْعَارِفِيْنَ مِنَ اللهِ تَعَالَى الصِّدْقُ فِي الْعُبُوْدِيَّةِ وَ الْقِيَامُ بِحُقُوْقِ الرُّبُوْبِيَّةِ.

Artinya: “Yang diminta orang ‘ārif kepada Allah adalah ketulusan dalam ber‘ibādah dan dapat memenuhi hak-hak rubūbiyyah-Nya.”

 

إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ عِزٌّ لَا يَفْنَى فَلَا تَسْتَعِزَّنَّ بِعِزٍّ يَفْنَى.

Artinya: “Jika engkau menginginkan kemuliaan abadi maka jangan membanggakan kemuliaan yang fanā’.”

 

كَفَى مِنْ جَزَائِهِ إِيَّاكَ عَلَى الطَّاعَةِ أَنْ رَضِيَكَ لَهَا أَهْلًا.

Artinya: “Cukuplah sebagai balasan Allah atas ketaatanmu ketika Dia meridhāimu sebagai pelaku ketaatan.”

 

رُبَّمَا فَتَحَ لَكَ بَابَ الطَّاعَةِ وَ مَا فَتَحَ لَكَ بَابَ الْقَبُوْلِ وَ رُبَّمَا قَضَى عَلَيْكَ بِالذَّنْبِ فَكَانَ سَبَبًا فِي الْوُصُوْلِ.

Artinya: “Adakalanya Dia membukakan pintu ketaatan untukmu namun tidak membukakan pintu penerimaan. Adakalanya Dia menetapkanmu berbuat dosa namun ternyata ia menjadi sebab engkau sampai kepada-Nya.”

 

 

مَعْصِيَةٌ أَوْرَثَثْ ذُلًّا وَ افْتِقَارًا خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ أَوْرَثَثْ عِزًّا وَ اسْتِكْبَارًا.

Artinya: “Maksiat yang melahirkan rasa hina dan papa lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan kesombongan.”

 

خَيْرُ أَوْقَاتِكَ وَقْتٌ تَشْهَدُ فِيْهِ وُجُوْدُ فَاقَتِكَ وَ تُرَدُّ فِيْهِ إِلَى وُجُوْدِ ذِلَّتِكَ.

Artinya: “Sebaik-baik masa dalam masa hidupmu, ialah saat-saat di mana engkau merasa dan mengakui kebutuhanmu dan kembali kepada adanya kerendahan dirimu.”

 

الْغَافِلُ إِذَا أَصْبَحَ يَنْظُرُ مَاذَا يَفْعَلُ وَ الْعَاقِلُ يَنْظُرُ مَاذَا يُفْعَلُ اللهُ بِهِ.

Artinya: “Seseorang yang lupa (dalam tauḥīdnya bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut ketentuan taqdīr Allah) jika pagi hari dia bingung dengan apa yang dilakukan. Sedangkan seorang yang sempurna akal tauḥīdnya memikirkan apakah yang akan ditaqdirkan oleh Allah baginya hari ini.”

 

الصَّلَاةُ طُهْرَةٌ لِلْقُلُوْبِ مِنْ أَدْنَاسِ الذُّنُوْبِ وَ اسْتِفْتَاحٌ لِبَابِ الْغُيُوْبِ.

Artinya: “Shalat itu sebagai penyucian hati dari kotoran dosa dan untuk membuka pintu yang ghaib.”

 

الصَّلَاةُ مَحَلُّ الْمُنَاجَاةِ وَ مَعْدِنُ الْمُصَافَاةِ تَتَّسِعُ فِيْهَا مَيَادِيْنُ الْأَسْرَارِ وَ تَشْرُقُ فِيْهَا شَوَارِقُ الْأَنْوَارِ.

Artinya: “Shalat itu sebagai tempat bermunajat. Serta memanjatkan puji syukur. Leluasa di dalamnya datangnya berbagai rahasia-rahasia Tuhan. Dan terbit terang padanya cahaya-cahaya ‘ilmu dan ma‘rifat.”

 

 

عَلِمَ وُجُوْدَ الضَّعْفِ مِنْكَ فَقَلَّلَ أَعْدَادَهَا وَ عَلِمَ احْتِيَاجَكَ إِلَى فَضْلِهِ فَكَثَّرَ أَمْدَادَهَا.

Artinya: “Allah telah mengetahui kelemahanmu, maka Ia menyederhanakan bilangannya (yaitu hanya lima waktu). Dan Allah juga mengetahui bahwa engkau sangat membutuhkan anugerah-Nya, maka ia memperbanyak padalanya, melipat-gandakan pahalanya.”

 

لَا تَطْلُبْ عِوَضًا عَلَى عَمَلٍ لَسْتَ لَهُ فَاعِلًا يَكْفِيْ مِنَ الْجَزَاءِ لَكَ عَلَى الْعَمَلِ أَنْ كَانَ لَهُ قَابِلًا.

Artinya: “Jangan menuntut upah (ganti) dari ‘amal perbuatanmu yang kau sendiri tidak melakukannya. Cukup besar upah balasan Allah bagimu jika Allah menerima hal itu.”

 

لَوْ لَا جَمِيْلُ سِتْرِه لَمْ يَكُنْ عَمَلٌ أَهْلًا لِلْقَبُوْلِ.

Artinya: “Andaikata tidak ada kebaikan tabir (tutup) dari-Nya, niscaya tidak ada ‘amal yang layak untuk diterima.”

 

أَنْتَ إِلَى حِلْمِهِ إِذَا أَطَعْتَهُ أَحْوَجُ مِنْكَ إِلَى حِلْمِهِ إِذَا عَصَيْتَهُ.

Artinya: “Engkau lebih membutuhkan pengampunan dan kesabaran-Nya, ketika engkau berbuat taat melebihi ketika engkau berbuat maksiat dosa.”

 

الْمُؤْمِنُ إِذَا مُدِحَ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ تَعَالَى أَنْ يُثْنَى عَلَيْهِ بِوَصْفٍ لَا يَشْهَدُهُ مِنْ نَفْسِهِ.

Artinya: “Seorang mu’min, jika dipuji, ia malu kepada Allah karena ia dipuji dengan sifat yang tidak ia dapati pada dirinya.”

 

أَجْهَلُ النَّاسِ مَنْ تَرَكَ يَقِيْنَ مَا عِنْدَهُ لِظَنِّ مَا عِنْدَ النَّاسِ.

Artinya: “Sebodoh-bodoh manusia yaitu orang yang meninggalkan (mengabaikan) keyakinannya karena mengikuti sangkaan orang-orang.”

 

إِذَا أَطْلَقَ الثَّنَاءَ عَلَيْكَ وَ لَسْتَ بِأَهْلٍ فَاثْنِ عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ.

Artinya: “Jika masyarakat memujimu, padahal engkau tidak layak mendapatkannya, maka pujilah Dia (Allah) sebagai Dzāt yang memang layak menyandangnya.”

 

 

مَتَى كُنْتَ إِذَا أُعْطِيْتَ بَسَطَكَ الْعَطَاءُ وَ إِذَا مُنِعْتَ قَبَضَكَ الْمَنْعُ فَاسْتَدِلَّ بِذلِكَ عَلَى ثُبُوْتِ طُفُوْلِيَّتِكَ وَ عَدَمِ صِدْقِكَ فِيْ عُبُوْدِيَّتِكَ.

Artinya: “Apabila diberi sesuatu engkau gembira, dan saat ditolak engkau kecewa, maka simpulkanlah bahwa yang demikian itu adalah bukti dari kekanak-kanakanmu. Dan ketidaktulusan penghambaanmu.”

 

 

إِذَا وَقَعَ مِنْكَ ذَنْبٌ فَلَا يَكُنْ سَبَبًا لِبَأْسِكَ مِنْ حُصُوْلِ الْاِسْتِقَامَةِ مَعَ رَبِّكَ.

 

Artinya: “Jika engkau terjatuh dalam perbuatan dosa, janganlah hal itu membuatmu putus-asa untuk bisa beristiqāmah bersama Tuhanmu.”

 

 

رُبَّمَا دَخَلَ عَلَيْكَ الرِّيَاءُ مِنْ حَيْثُ لَا يَنْظُرُ الْخَلْقُ إِلَيْكَ.

 

Artinya: “Terkadang penyakit riyā’ masuk dalam dirimu dari tempat yang tidak terlihat oleh masyarakat.”

 

اِسْتِشْرَافُكَ أَنْ يَعْلَمَ الْخَلْقُ بِخُصُوْصِيَّتِكَ دَلِيْلٌ عَلَى عَدَمِ صِدْقِكَ فِيْ عُبُوْدِيَّتِكَ.

 

Artinya: “Keinginanmu agar orang mengetahui keistimewaanmu adalah bukti ketidakjujuran dalam ‘ubūdiyyah-mu.”

 

 

لَا تُمَدَّنَّ يَدَكَ إلَى الْأَخْذِ مِنَ الْخَلَائِقِ إِلَّا أَنْ تَرَى أَنَّ الْمُعْطِيْ فِيْهِمْ مَوْلَاكَ فَإِذَا كُنْتَ كَذلِكَ فَخُذْ مَا وَافَقَكَ الْعِلْمِ.

 

Artinya: “Jangan mengulurkan tanganmu untuk menerima sesuatu dari pemberian makhluq kecuali engkau merasa bahwa yang memberimu itu sebenarnya adalah Tuhanmu. Jika engkau telah demikian, maka ambillah apa yang sesuai dengan pengetahuanmu.”

 

 

رُبَّمَا اسْتَحْيَا الْعَارِفُ أَنْ يَرْفَعَ حَاجَتَهُ إِلَى مَوْلَاهُ لِاِكْتِفَائِهِ بِمَشِيْئَتِهِ فَكَيْفَ لَا يَسْتَحْيِ أَنْ يَرْفَعَهَا إِلَى خَلِيْقَتِهِ.

 

Artinya: “Kadangkala seorang ‘ārif itu malu untuk mengungkapkan kebutuhannya kepada Allah, karena merasa cukup dengan kehendak-Nya. Bagaimana tidak malu meminta hajatnya kepada makhlūq-Nya.”

 

 

مِنْ عَلَامَاتِ اتِّبَاعِ الْهَوَى الْمُسَارَعَةُ إِلَى نَوَافِلِ الْخَيْرَاتِ وَ التَّكَاسُلِ عَنِ الْقِيَامِ بِالْوَاجِبَاتِ.

 

Artinya: “Di antara tanda mengikuti hawa nafsu adalah bersegera melakukan amalan sunnah. Dan malas menunaikan kewajiban.

 

عَلِمَ قِلَّةَ نُهُوْضِ الْعِبَادِ إِلَى مُعَامَلَتِهِ فَأَوْجَبَ عَلَيْهِمْ وُجُوْدُ طَاعَتِهِ فَسَاقَهُمْ إِلَيْهَا بِسَلَاسِلِ الْإِيْجَابِ عَجِبَ رَبُّكَ مِنْ قَوْمٍ يُسَاقُوْنَ إِلَى الْجَنَّةِ بالسَّلَاسِلِ.

 

Artinya: “Allah mengetahui kurang semangatnya hamba dalam ber‘ibādah. Oleh karena itu, Dia mengharuskan mereka untuk menunaikan sejumlah ketaatan. Sehingga Ia menggiring mereka dengan rantai kewajiban. Tuhan kagum dengan kaum yang digiring menuju surga dengan rantai tersebut.

 

 

 

 

أَوْجَبَ عَلَيْكَ وُجُوْدَ خِدْمَتِهِ وَ مَا أَوْجَبَ عَلَيْكَ إِلَّا دُخُوْلُ جَنَّتِهِ.

 

Artinya: “Allah mewajibkanmu berbuat taat, padahal yang sebenarnya hanya mewajibkanmu masuk ke dalam surga-Nya.”

 

 

لَا يُخْرِجُ الشَّهْوَةَ مِنَ الْقَلْبِ إِلَّا خُوْفٌ مُزْعِجٌ أَوْ شَوْقٌ مُقْلِقٌ.

 

Artinya: “Tiada yang bisa mengusir syahwat dari hati, kecuali rasa takut yang menggetarkan atau rindu yang menggelisahkan.”

 

 

كَمَا لَا يُحِبُّ الْعَمَلَ الْمُشْتَرَكَ كَذلِكَ لَا يُحِبُّ الْقَلْبَ الْمُشْتَرِكَ.

 

“Sebagaimana Allah tidak menyukai ‘amal yang dipersekutukan dengan-Nya, Artinya: demikian pula Allah tidak menyukai hati yang bersekutu.”

 

 

حُقُوْقٌ فِي الْأَوْقَاتِ يُمْكِنُ قَضَاؤُهَا، وَ حُقُوْقُ الْأَوْقَاتِ لَا يُمْكِنُ قَضَاؤُهَا إِذْ مَا مِنْ وَقْتٍ يَرِدُ إِلَّا وَ للهِ عَلَيْكَ فِيْهِ حَقٌّ جَدِيْدٌ وَ أَمْرٌ أَكِيْدٌ فَكَيْفَ تَقْضِيْ فِيْهِ حَقٌّ غَيْرِهِ وَ أَنْتَ لَمْ تَقْضِ حَقَّ اللهِ فِيْهِ.

 

Artinya: “Berbagai kewajiban yang dikerjakan pada sejumlah waktu dapat di-qadhā’. Akan tetapi, hak-hak yang disediakan Allah dalam berbagai waktu tidak dapat diulangi. Sebab tiada suatu waktu melainkan ada hak kewajiban yang baru dan perintah yang ditekankan. Maka bagaimanakah engkau akan menyelesaikan hak lainnya, sedangkan engkau belum menyelesaikan hak Allah dalam waktu itu?.”

 

 

مَا فَاتَ مِنْ عُمْرِكَ لَا عِوَضَ لَهُ وَ مَا حَصَلَ لَكَ مِنْهُ لَا قِيْمَةَ لَهُ.

Artinya: “Yang berlalu dari usiamu tidak bisa diganti kembali. Dan apa yang kau raih darinya tidak ternilai harganya.”

 

مَا أَحْبَبْتَ شَيْئًا إِلَّا كُنْتَ لَهُ عَبْدًا وَ هُوَ لَا يُحِبُّ أَنْ تَكُوْنَ لِغَيْرِهِ عَبْدًا.

Artinya: “Tiada engkau mencintai sesuatu melainkan pasti engkau menjadi hamba dari apa engkau cintai itu, dan Allah tidak suka bila engkau menjadi hamba selain dari pada-Nya.”

 

لَا تَنْفَعُهُ طَاعَتُكَ وَ لَا تَضُرُّهُ مَعْصِيَتُكَ وَ إِنَّمَا أَمَرَكَ بِهذِهِ و نَهَاكَ عَنْ هذِهِ لِمَا يَعُوْدُ عَلَيْكَ.

Artinya: “Ketaatanmu tidak bermanfaat untuk-Nya dan maksiatmu tidak mendatangkan bahaya kepada-Nya. Allah memerintahkan ini dan melarang itu tidak lain untuk kepentinganmu sendiri.”

 

مِنْ تَمَامِ النِّعْمَةِ عَلَيْكَ أَنْ يَرْزُقَكَ مَا يَكْفِيْكَ وَ يَمْنَعَكَ مَا يُطْغِيْكَ.

Artinya: “Di antara bentuk kesempurnaan ni‘mat Allah kepadamu adalah jika Allah memberimu rezeki yang cukup dan menahan darimu apa yang dapat menyesatkanmu.”

 

إِذَا عَلِمْتَ أَنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَغْفُلُ عَنْكَ فَلَا تَغْفُلْ أَنْتَ عَمَّنْ نَاصِيَتُكَ بِيَدِهِ.

Artinya: “Jika engkau mengetahui bahwa syaithān tidak pernah melupakanmu, maka jangan engkau lupa terhadap Dzāt yang menggenggam nasibmu.”

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIKAM 45 ZUHUD